Stratifikasi Sosial

 

Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi terdiri dari kata dasar ‘strata’ yang diartikan sebagai ‘tingkatan’. Secara konsep, stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara vertikal atau hirarkis.

Stratifikasi sosial juga dikenal dengan istilah pelapisan sosial. Pada konsep stratifikasi sosial, masyarakat kita diibaratkan seperti kue lapis. Kue lapis menjadi utuh karena terdiri dari lapisan-lapisan yang membentuknya, ada lapisan yang berada dibawah, ditengah maupun diatas. Begitupula dengan masyarakat, ada individu yang berada pada lapisan sosial tinggi dan ada yang rendah. Masing-masing individu dengan beragam latar belakang sosial, politik dan ekonomi tidak pernah berada pada posisi yang sejajar (horizontal), melainkan bertingkat-tingkat (vertikal).

 




Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

§  Kekayaan, sesorang yang mempunyai kekayaan yang lebih biasanya termasuk ke lapisan paling atas dalam stratifikasi sosial.

§  Kehormatan, orang yang paling di hormati biasanya selalu menempati lapisan paling atas, sering kita ditemui di masyarakat, misalnya seperti seseorang yang berjasa besar.

§  Kekuasaan, ukuran kekuasaan seseorang pun dapat menjadi faktor penyebab terbentuknya statifikasi sosial dan biasanya seseorang yang mempunyai kekuasaan selalu menempati lapisan teratas, misalnya seperti gubernur, bupati dan lain-lain.

§  Berilmu tinggi atau berpengetahuan tinggi, seseorang akan menempati urutan paling atas jika dia memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.

 



Sumber gambar: shareeducatonideas.com

Faktor utama yang menentukan strata sosial seseorang adalah kekayaan, kekuasaan, pekerjaan dan pendidikan, namun begitu juga terdapat faktor lainnya yaitu usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, ras, status tempat tinggal, dan faktor lainnya.

Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, stratifikasi sosial dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu:

1. Stratifikasi Ekonomi

Stratifikasi yang terjadi berdasarkan faktor ekonomi merupakan faktor utama yang mendasari terbentuknya kelas sosial. Secara spesifik, kemunculan kelas sosial ada pada era revolusi industry dan kapitalisme, dimana masyarakat terbagi menjadi dua kelas: kelas pekerja (kelas bawah) dan kelas pemilik modal/alat produksi (kelas atas).

Seiring berkembangnya masyarakat, tingkat penghasilan seseorang serta jabatan dalam pekerjaan (stratifikasi okupasional) turut menjadi faktor ekonomi yang mempengaruhi kedudukan individu dalam masyarakat. Individu dengan jenis pekerjaan yang membutuhkan pendidikan, keahlian dan keterampilan tinggi cenderung berada pada kelas sosial atas, begitupun sebaliknya.

Sebagai contoh, pada masyarakat perkotaan, seseorang yang memiliki jabatan tinggi pada sebuah perusahaan dan dibayar dengan gaji tinggi cenderung mendapat penghargaan lebih dan dianggap lebih terpandang sehingga ia dikelompokkan sebagai kelas atas.

Masyarakat yang berbeda mencirikan pembagian kelas sosial yang berbeda pula. Contoh lainnya, dalam konteks masyarakat perdesaan, luas sawah yang dimiliki individu biasanya dijadikan dasar penentuan kelas sosial tertentu.

 

2. Stratifikasi Politik

Faktor politik yang mendasari terbentuknya stratifikasi sosial adalah kekuasaan. Singkatnya, kekuasaan diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam mencapai tujuannya. Biasanya, kekuasaan didapatkan oleh individu melalui jabatan formal. Makin tinggi jabatan individu maka ia akan makin dihormati oleh masyarakat dan menduduki kelas sosial atas, begitupun sebaliknya.

Sebagai contoh pada sistem demokrasi Indonesia, individu dengan jabatan formal dalam bidang pemerintahan dikenal dengan sebutan kelas penguasa, diantaranya yaitu presiden, Menteri, DPR, MPR dan lain sebagainya. Selain jabatan formal, jabatan lainnya yang juga dihormati oleh masyarakat yaitu kiai agama, kepala suku serta tokoh masyarat yang terkenal.

 

3. Stratifikasi Status Sosial


Sumber gambar: bbc.com

Dalam hal ini, pembagian kelas pada masyarakat didasari oleh perbedaan starus berdasarkan kehormatan. Biasanya, individu yang berasal dari kelas terhormat (kelas atas) akan cenderung membatasi pergaulan dengan orang dari luar kelasnya.

Contoh stratifikasi status sosial dapat ditemukan pada sistem kasta pada masyarakat india atau pada status bangsawan pada kerajaan Inggris. Di Indonesia, kita juga mengenal istilah darah biru, dimana individu berkedudukan tinggi dalam masyarakat karena masih merupakan keturunan kerajaan Jawa.

 

Referensi:

Widianti, Wida. 2009. Sosiologi 2 Untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Macionis, John J. 2008. Sociology 12th Edition. Amarika Serikat: Pearson Prentice Hall

 Berbagi Pengetahuan.

 SS BELAJAR.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSUMERISME, MATERIALISME, DAN HEDONISME